Ahyari.Net – Sebenarnya, saya ingin menulis judul Konten ASLI (original) vs Konten ULANG (rewrite) vs Konten COPAS (Copy-Paste). Namun, karena sedang ada “event” untuk menembak kata kunci Aku Malu Jadi Blogger Copas, maka jadilah judul seperti yang Anda baca; yah, sekalian melihat-lihat seberapa jauh blog butut “baru” ini bisa naik di halaman pencarian Google.
Di sini, kita akan bersama-sama berasumsi bahwa tulisan asli, tulisan yang sudah ditulis ulang dengan perubahan, dan tulisan yang “plek” sama alias copas. Asumsinya adalah ketiga bentuk tulisan tersebut sama-sama telah menerapkan kaidah SEO yang berlaku. Kaidah yang mana? Ga tahu juga aku.. 😆
Yang mana yang lebih unggul? Pertanyaan ini sulit. Akan tetapi, jika dilihat dari kacamata seorang blogger sejati, maka perilaku copas -terlebih terhadap tulisan asli milik mereka- benar-benar tidak disukai. Mengapa? Karena konten adalah raja. Capek-capek mikir, eh dicopas orang, terus, kalah lagi di hasil pencarian. Gimana ga dongkol tuh?
Sepintas memang “menggiurkan” karena, tidak perlu bersusah-payah berfikir, konten sudah terisi dengan cara copas. Padahal, Google sudah mewanti-wanti; terdeteksi konten duplikat dalam satu domain saja sudah berdampak, apalagi di domain berbeda?
Nah, salah satu fungsi algoritma Google yang baru adalah membedakan, mana konten asli (informasi, berita, riset, analisis) dan mana yang konten hasil COPAS. Katanya sih begitu.. 😕
Bagaimana Google mengetahui tulisan Copas? Blogger Copas?
Logikanya, bot Google mengunjungi konten blog kita dan menyimpan hasilnya ke dalam daftar indek mereka. Nah, jika kita melakukan copas terhadap artikel yang sudah diindek oleh Google, kemudian bot Google mengindek hasil dari Blogger copas tersebut, maka Google akan berujar:
Loh? Artikel ini kan sudah pernah ada di daftar indek kita? Koq ada lagi? Wah, pasti nih artikel hasil copas! Blognya apa nih? wah Blog A. Eh, si Pemilik memiliki banyak Blog. Semua artikelnya tidak sesuai dengan Guideline kita. Banned yuk? 😆
Kira-kira kalau bot Google bisa ngomong, dia akan berbicara seperti kalimat di atas. Namun, terkadang yang namanya bot buatan manusia, bisa saja SALAH. Akhirnya berefek anomali logika sehingga membuat blogger yang malu untuk berbuat copas, malah kalah dengan blogger yang tidak tahu malu meski melakukan copas. Hal ini mungkin terjadi karena bot Google “tidak” bisa membedakan mana yang asli; mana yang palsu. Kebanyakan kasusnya adalah konten hasil reka ulang alias rewrite yang tidak benar-benar memperhatikan hasil; apalagi menggunakan software.
Eh, saya pribadi lebih menyukai yang rewrite daripada yang sama plek. Asal di rewrite dengan cara “manusia”, bukan cara “software”. Maka dari itu, para pakar selalu menganjurkan untuk menulis sebuah konten yang ASLI; bukan COPAS.
Seperti apa sih konten yang ASLI? Yah, seperti yang Anda baca sekarang. Isi campur aduk dan tidak jelas. Yang jelas, Aku Malu Jadi Blogger Copas.