Dua minggu ke belakang merupakan “badai” hebat yang menerpa beberapa Blogs Network yang rata-rata dimiliki oleh perusahaan SEO terkemuka dunia dalam membangun backlink. Dalam istilah sehari-hari saya, Blogs Network berupa dummy blog yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan, yang tujuan dibangunnya blog-blog tersebut adalah untuk mendukung blog utama dalam mendulang backlink. Link Wheel dan Link Pyramid merupakan salah dua metode Blogs Network tersebut.
Dampaknya? Ratusan hingga ribuan situs atau blog yang terdapat di Blogs Network tersebut di de-index oleh Google. Hal ini juga sesuai pengumuman Google tentang 40 perubahan algoritma Google. Bahkan di beberapa forum lokal dan internasional terdapat statement bahwa APAKAH SEO SUDAH MATI?
Kembali, Google kembali mengulang bahwa KONTEN ADALAH RAJA. Jika ingin membuat situs atau blog, perhatikan kontennya; konten harus relevan; harus bagus dll. Lantas, Konten yang BAGUS itu, Seperti Apa sih?
Dari awal ngeblog sekitar tahun 2008, saya sering sekali mendengar Good Content atau Konten Bagus. Kenyataannya, 90% yang paling banyak memiliki backlink berkualitas lah yang selalu menang dalam persaingan di mesin pencari. Terlebih dalam High Paying Keywords (HPK). Setidaknya, hingga awal Januari 2012.
Semenjak Google Panda diperbaharui, secara perlahan paradigma tentang SEO berubah. Kita sebagai pemilik web atau blog, tentu harus mengambil sikap. Salah satu sikap yang bisa kita ambil adalah membuat konten seorisinal mungkin; seunik mungkin dan sebagus mungkin. Dengan pembaruan Google Panda, juga berdampak pada beberapa taktik SEO yang terdahulu menjadi usang dan -mungkin- tidak begitu berperan lagi saat ini.
Mungkin cara terbaik untuk mengetahui bagaimana suatu konten yang baik adalah dengan mengetahui Sepeti apa sih konten yang tidak disukai Google? Saya yakin, tidak ada pebisnis yang mengatakan “konten yang buruk adalah bagian dari rencana bisnis saya” – Akan tetapi, ada sejumlah kesalahan yang tampaknya terus berulang-ulang.
Apa yang membuat konten buruk di mata Google?
Konten yang buruk bukan hanya tentang tata bahasa yang “parah” atau ejaan dan tanda baca yang buruk, atau dihasilkan oleh article spinner. Ada banyak kesalahan.
Kesalahan utama yang paling umum bagi para penulis, author, blogger, narablog atau apapun sebutannya untuk orang yang mempublikasikan tulisannya di internet, adalah tidak pernah bertanya kepada diri sendiri:
Mengapa harus ada yang membaca tulisan saya?
Pertanyaan ini menjadi semakin dikesampingkan jika kita hanya memprioritaskan SEO (baca: berburu backlink). Penulis konten jadi merasa seperti tertekan karena selalu berpikir dalam penempatan kata-kata kunci yang diincar sehingga terkadang isi dari tulisan sendiri pun mereka tidak mengerti.
Ah, membuat konten itu mudah, cukup cari sumber, di spin, kemudian perbaiki grammar-nya.
Kalimat di atas memang benar jika tujuan kita hanya “mengecoh” Bot mesin pencari. Terkadang kita lupa bahwa tujuan SEO sebenarnya bukan menjadi no.1 di mesin pencari, tetapi menjadi No.1 di hati pembaca.

Jika kita sendiri tidak yakin apakah konten yang baru kita tulis dapat membuat pengunjung membaca betah berlama-lama bahkan memberikan argumen atau pendapatnya, jangan berharap orang lain akan senang membaca tulisan kita. Bagaimana mengetahui pengunjung suka dengan blog atau tulisan kita? Kalau di Google Analytic, kita bisa melihat jumlah pengunjung yang “baru” sekali datang, atau pengunjung “berulang” yang selalu mengunjungi blog kita untuk selalu menanti tulisan yang ada. Kemudian, terdapat indikator berupa nilai bounce (pentalan) yang -menurut Google- tidak melebihi 80%.
Jika nilai bounce blog kita di bawah 80%, saya berani bilang bahwa tulisan Anda telah di baca. Jika telah di baca, berarti tulisan Anda mampu “ditangkap” oleh pengunjung.
Konten Bagus = Memberikan informasi yang Anda inginkan
Penjelasan di atas hanya berdasarkan data-data yang bisa saja salah. Faktor yang menentukan suatu konten bagus atau tidak adalah Anda sendiri. Bayangkan Anda sebagai pengunjung yang berkunjung ke suatu blog. Apa pendapat Anda tentang tulisannya? Membosankan? Menarik? Tidak sesuai dengan yang Anda cari? atau mungkin sangat sesuai dengan yang Anda cari? Jadi, sebelum menulis sebuah konten, banyak-banyak lah bertanya kepada diri sendiri.
Saya? Terus terang, saya tidak memperdulikan pengunjung mau membaca atau tidak. Saya hanya ingin menulis, siapa tahu bermanfaat buat saya di kemudian hari. Ini kan Catatan Perjalanan Jimmy Ahyari
Namun, jika Anda seorang pebisnis online, terlebih yang berkaitan dengan pelayanan, Anda WAJIB memperhatikan konten yang akan Anda terbitkan. Jadi, kesimpulan sementara untuk bertahan di Google Panda yang terbaru dengan 40 perubahan algoritma Google adalah kita harus pandai membuat betah pengunjung dengan memberikan tulisan atau konten yang memang layak untuk dibaca. Ada yang ingin menambahkan Konten yang BAGUS itu, Seperti Apa sih?